“Paris Attacks Friday 13th”Adalah False Flag Operations Oleh The Illuminati Yang Sudah Direncanakan[3]

Dengan adanya beberapa keanehan ditemukan,maka timbul pertanyaan. Apakah dari ribuan orang atau pengunjung yang sedang berada di sana tidak ada yang membawa smartphone? Atau smartphone mereka hanyalah handphone kuno yang tidak memiliki kamera seperti Nokia 511

"Beberapa artikel post berikut ini,coba untuk menjelaskan apa itu Friday 13th,Apa hubungannya dengan Knights Templar,Dari mana asal-usul Knights Templar, Apa itu False Flag Operation, Apa itu Crisis Actor, Asal mula Freemason dan Illuminati, juga berikut keanehan dan kecurigaan serta anomali yang terjadi diseputar Tragedi Paris Attacks."




“Paris Attacks Friday 13th”Adalah False Flag Operations Oleh The Illuminati Yang Sudah Direncanakan[3]

Artikel ini adalah lanjutan dari (2) artikel sebelumnya;Sengaja saya jadikan postingan ini untuk beberapa siri,agar Anda pembaca dan pengunjung setia blog ini tidak bosan untuk membacanya.Terimakasih.

Artikel sebelumnya anda boleh ikuti disini;

Mungkin anda ada yang bertanya,apa perlunya saya susah-susah menulis kembali kronologi tragedi itu-padahal sudah banyak diberitakan oleh media-media perdana dan internasional.

Ok.disamping sekadar share info,saya juga coba mengajak Anda pembaca dan pengunjung blog ini untuk membaca situasi dan kondisi peristiwa secara teliti dan bukan hanya yang terjadi dipermukaan publik.Apatah lagi setiap peristiwa dan tragedi yang berlaku dengan melibatkan umat Islam secara global ataupun kita sebagai umat Islam di negara ini.


Maka ketika kita membaca tragedi "Paris Attacks" di mana-mana media,Infonya pun bernada miring-bermakna ganda(double standard) Yang di mangsakan akhirnya adalah umat Islam secara keseluruhannya.Dan kini Perancis dan sekutunya tidak sampai 48 jam selepas tragedi "Paris Attacks" telah melakukan serangan dahsyat ke Iraq dan Syria khususnya.Yang kononnya untuk menyerang pangkalan ISIS.Tetapi yang menjadi korban mangsa serangan adalah rakyat yang tidak berdosa dan bukan para gerombolan ISIS yang mereka gembor-gemborkan.

Namun kita perlu fahami dan jangan terlalu khawatir tentang taktik musuh-musuh umat Islam itu kerana zaman ini adalah era lagi musim pengalihan isu, pemutarbalikan fakta dan seterusnya.

Konsert group band muzik rock Death Metal yang bernama “Eagles of Death Metal”

Setelah kita mengetahui sejarah tentang Knights Templar yang sebenarnya, kini kita coba teruskan pada topik tragedi "Paris Attacks" yang berlaku di kota Paris Jumat malam 13 November 2015 atau “Friday 13” itu,di gedung konsert bernama Bataclan Theatre, sedang berlangsung konsert muzik Death Metal yang bernama Eagles of Death Metal“.

Dilaporkan beberapa orang bersenjata melakukan penembakan massal di Bataclan Theatre, menewaskan sedikitnya 89 penonton konsert dan melukai lebih dari 200 orang. Band rock dari Amerika yang bernama “Eagles of Death Metal” sedang membuat show langsung dan tiketnya terjual habis untuk sekitar 1.500 fans di Bataclan pada saat itu.


GIG: Gitaris merangkap vokalis utama grup Eagles of Death Metal:Jesse Hughes(The Devil)sedang menyanyikan lagu 'Kiss the Devil' semasa serangan berlaku/Image by dailystar.co.uk
Polis Perancis kemudian menyerbu teater. Dua orang bersenjata bunuh diri dalam penyerbuan polis dengan meledakkan rompi bunuh diri yang mereka pakai.Yang ketiga maut akibat tembakan polis sebelum ia bisa meledakkan rompinya.

Gitaris merangkap vokalis utama grup ini yang bernama Jesse Hughes, menamakan dirinya sebagai “The Devil” atau Sang Iblis. Sangat kuat hubungannya dengan “Friday 13th” dan hari sial itu dan ratusan anggota Knights Templar yang pernah ditangkap oleh Philip IV dari Perancis.

Perlu diketahui bahwa kod keberadaan ordo Illuminati grup, selalu mengandalkan momen, logo, simbol dan angka dalam pergerakannya sebagai tanda atau kod, kerana hal itu memang “bahasa” mereka untuk dapat diketahui oleh kelompok dan grup mereka yang lain.

Keanehan dan anomali yang berlaku atau ditemukan di tempat kejadian.

 Media Perancis telah menemukan pasport di Stade de France((Stadium Perancis) ,yang kemudiannya dinyatakan Polis Perancis adalah milik seorang prajurit Syria yang sudah yang telah maut terbunuh beberapa bulan lalu.


Seperti dilansir AFP, Rabu (18/11/2015), di pasport tersebut tertera nama Ahmad al-Mohammad yang lahir pada tanggal 10 September 1990 di Idlib, sebuah bandar yang terlibat konflik di negara Syria. Investigator mengatakan semua indikasi dan identiti di papsort tersebut tertuju pada sebuah fakta bahwa Mohammad merupakan seorang prajurit yang setia kepada Presiden Syria, Bashar al-Assad.


Sebuah sumber yang enggan disebutkan namanya kepada AFP juga menyebut pasport tersebut kemungkinan diambil atau dipalsukan oleh pihak lain.
Namun ada beberapa keanehan dan anomali lain di tempat kejadian,selain penemuan pasport.Yang sangat menarik perhatian dunia.Hingga beberapa lama setelah beberapa tragedi di Paris tersebut, masih terjadi banyak keanehan, diantaranya:
  • Para pengunjung di tempat kejadian tidak dapat mengakses internet, padahal signal handphone tetap ada, mereka hanya bisa menelpon saja. Sepertinya akses ke internet diputus dengan sengaja.
  • Tidak ada banyak foto saat tragedi itu berlangsung, yang tersebar di internet hanya beberapa foto-foto yang itu-itu saja dan itu pun dikeluarkan oleh para wartawan dari mainstream media tertentu.
  • Tidak ada rakaman dari kamera CCTV dari gedung-gedung juga tidak adanya rakaman dari CCTV dijalan raya berhampiran tempat kejadian.Padahal Perancis sebuah negara yang banyak memasang CCTV di bangunan-bangunan penting dan di jalanraya.
  • Tidak ada banyak bukti video di tempat kejadian, kecuali lagi-lagi hanya dikeluarkan oleh para wartawan dari mainstream media tertentu.
  • Tidak adanya banyak foto hasil bidikan dari ribuan pengujung yang ada di tempat kejadian.
  • Tidak adanya foto atau video yang memperlihatkan mayat-mayat korban ditempat kejadian, yang di klaim telah terbunuh lebih dari 150 orang. Yang ada hanya satu atau dua mayat, dan itupun sudah ditutup oleh kain.





    Dengan adanya beberapa keanehan itu, maka timbul pertanyaan. Apakah dari ribuan orang atau pengunjung yang sedang berada di sana tidak ada yang membawa smartphone? Atau smartphone mereka hanyalah handphone kuno yang tidak memiliki kamera seperti Nokia 5110?


    Untuk kesekian kalinya, dalam banyak tragedi khusus yang berlaku di Barat yang akan digunakan untuk lesen/license bertindak balas kepada target sasaran sebenar yang telah direncanakan sebelumnya.

    Mereka kumpulan jahat ini selalu memakai metode operasi yang dinamakan sebagai 'bendera palsu' atau “False Flag” dan “Crisis Actor” dalam misinya.

    Tahukah Anda apa itu  Operasi “False Flag” dan “Crisis Actor”?
    Kita tunggu di postingan selanjutnya.!
    Bersambung.
    _______________________

    Courtesy to source;
    dailystar.co.uk/indo.crop.cycle.com

No comments