Riwayat dari Abu 'Abdurrahman Abdullah Ibnu Al Mubarak Al Hanzhali Al Marwazi,"HALAL BUAT KAMI, HARAM UNTUK TUAN"!

FORTUNA LIFESTYLE.COM | Adalah Abu 'Abdurrahman Abdullah Ibnu Al Mubarak Al Hanzhali Al Marwazi, seorang Ulama' masyhur di Makkah yang menceriterakan riwayat ini.

Suatu ketika, setelah selesai menjalani ritual ibadah haji, beliau beristirahat dan tertidur. Dalam tidurnya beliau bermimpi melihat dua Malaikat yang turun dari langit, dan beliau mendengar percakapan keduanya.

"Berapa orang yang datang tahun ini (untuk haji) ?" tanya satu Malaikat kepada Malaikat lainnya.

"Tujuh ratus ribu jama'ah" jawab Malaikat yang ditanya.

"Berapa banyak dari mereka yang diterima ibadah hajinya ?"

"Tidak satupun"

----- * -----
   READ MORE

Bagaimana Cara Membina Keyakinan Diri Dan Motivasi Yang Tinggi
Bagaimana Cara dan Tips Targetkan Matlamat
Bagaimana Cara Membina Ukhuwah Tanpa Ghibah-Gosip;Tips Membina Kemahiran Bersosial
Bagaimana Cara Elakkan Diri Anda Daripada Membawa Berita-berita Yang Tidak Baik
<img src="Abu 'Abdurrahman Abdullah Ibnu Al Mubarak Al Hanzhali Al Marwazi.jpg" alt="Riwayat dari Abu 'Abdurrahman Abdullah Ibnu Al Mubarak Al Hanzhali Al Marwazi,"HALAL BUAT KAMI, HARAM UNTUK TUAN"! ">
                                            Kota Makkah Zaman ini.Photo by GoogleImage

Percakapan itu membuat sang Abdullah Al Mubarak bergemetar.

"Apa ?" beliau menangis dalam mimpinya. "Semua orang - orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia - sia ?"

Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar percakapan kedua Malaikat itu.

"Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, akan tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni. Berkat beliau seluruh ibadah haji mereka diterima oleh Allah"

"Kenapa bisa begitu ?"

"Itu kehendak Allah"

"Siapa orang tersebut ?"


"Sa'id Ibnu Muhafah tukang sol sepatu di Kota Dimasyq (Damaskus-Syria)"

Mendengar ucapan itu, Abdullah al Mubarak itupun langsung terbangun dari tidurnya. Sepulang haji, beliau tak langsung pulang menuju rumah, akan tetapi langsung menuju kota Damaskus, Syria. Hatinya bergetar dan bertanya - tanya.

Sesampai disana, ia langsung mencari sang tukang sol yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu beliau tanya, apakah ada tukang sol sepatu yang bernama Sa'id Ibnu Muhafah.

"Ada, di tepi kota" jawab salah seorang tukang sol sepatu sambil menunjuk arahnya.

Sampai disana ia mendapati seorang tukang sol sepatu yang berpakaian amat lusuh, "Benarkah Anda bernama Sa'id Ibnu Muhafah ?" tanya Ibnu Al Mubarak.

"Betul, siapakah Tuan ?"

"Saya Abdullah Ibnu Al Mubarak"

Sa'id pun terharu, "Tuan adalah Ulama' terkenal, ada apa gerangan mendatangi saya ?"

Sejenak, Ulama' itupun kebingungan, darimana beliau akan memulai pertanyaanya. Akhirnya beiaupun menceritakan perihal mimpinya.

"Saya hendak tahu, adakah sesuatu yang telah Anda perbuat, sehingga Anda berhak mendapatkan pahala Haji Mabrur, dan membuat Mabrur Ibadah Haji para jama'ah yang lain ?"

"Wah, saya sendiri tidak tahu"

"Coba ceritakan bagaimana kehidupan Anda selama ini"

Maka Sa’id Ibnu Muhafah pun bercerita, "Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar suara talbiyah : 'Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika laa syariika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syariika laka'' dan, setiap kali aku mendengar talbiyah itu, aku selalu menangis 'Ya Allah aku rindu Makkah. Ya Allah aku merindui Ka'bah. Izinkan aku datang, izinkan aku datang Ya Allah' oleh kerana itu, sejak puluhan tahun yang lalu. Setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan, hingga akhirnya pada tahun ini, saya memiliki 350 dirham, cukup untuk saya berhaji, saya sudah siap berhaji"

"Tapi Anda batal berangkat haji"

"Benar"

"Apa yang terjadi ?"

"Ketika itu, Istri saya hamil, dan mengidam. Waktu saya hendak berangkat, saat itu dia ngidam berat"

"Suamiku, menciumkah engkau bau masakan yang nikmat ini ?"

"Iya, sayang"


"Cobalah engkau cari, siapakah yang masak sehingga baunya begitu nikmat. Mintalah sedikit untukku"

"Ustadz, kemudian sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh. Disitu ada seorang janda dan enam anaknya. Saya mengatakan kepadanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit. Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya"

Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan, "tidak boleh, Tuan"

"Dijual berapapun akan saya beli"

"Makanan itu tidak dijual, Tuan"
katanya sambil berlinang mata.

"Kenapa ?"

Sambil menangis, janda itu menjawab, "Daging ini halal untuk kami dan haram untuk Tuan"

Dalam hati saya, "Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim ?" Kerana itu saya mendesaknya lagi "Kenapa ?"

"Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Di rumah sama sekali tak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk kami masak, dan kami makan" Dengan sesenggukan janda itu menjelaskan.

"Bagi kami daging ini adalah halal, kerana andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan. Namun bagi Tuan, daging ini haram"

Mendengar ucapan tersebut, saya menangis, kemudian kembali pulang. Aku ceritakan perihal kejadian itu pada istriku, iapun menangis. Hingga akhirnya, kami memasak makanan dan mendatangi rumah janda tersebut.

"Ini masakan untukmu"

Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka. "Pakailah uang ini untukmu sekeluarga. Gunakanlah untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi"


Ya Allah ... disinilah Hajiku
Ya Allah ... disinilah Makkahku

Mendengar cerita tersebut, Abdullah Al Mubarak pun tak bisa menahan air matanya.😭😭😭

Wallahu'Alam,

No comments