Kisah Benar Dari Sukarelawan MMS Indonesia Di Garisan Depan Syria

'Wajah tegang pak Said Anshar tak dapat disembunyikan.Sesekali darah menghilang dari peredarannya di urat-urat wajah mukanya.Pucat pasi sepucat-pucatnya ketika sekali waktu saya perintahkan ia masuk parit perlindungan'.

<img src="Syria.jpg" alt=" Kisah Benar Dari Sukarelawan MMS Indonesia Di Garisan Depan Syria ">
                                    (Potret Pejuang Muhajirin/by Arrahmah.com)



Kisah Benar Dari Sukarelawan MMS Indonesia Di Garisan Depan Syria

Digarisan depan medan pertempuran antara kumpulan Mujahidin dengan kumpulan Nushairiah pro Bashar dengan dibantu ribuan tentara Rusia dan sekutunya.Ada segelintir pejuang tanpa embel-embel pangkat dan tak mahu dikenal dan menonjolkan diri.Mereka adalah para sukarelawan muhajirin yang tergabung di MMS-Misi Medis Syria Indonesia.Diantara mereka bernama Fathi Yazid Attamimi, Pak Said Anshar.

Kerja mereka disana bukan mudah,nyawa tantangannya dan mereka sebagai sukarelawan bukan memanggul senjata,tapi tugas mereka adalah membantu para pejuang yang terluka dan terkorban sewaktu perang meletus.Dan waktu tenang tanpa perang mereka akan membantu kerja-kerja di lapangan seperti di kilang roti,kerja-kerja forman di workshop dan banyak lagi,pokoknya kerja sukarelawan mereka adalah 'general worker'.

Ada gaji? Jauh sama sekali!..Untuk kos menampung hidup mereka dan keluarga yang ditinggalkan ditanah air Indonesia adalah mereka menjual barangan seperti Madu dari Syria.Wang bantuan dari masyarakat yang disalurkan kepada MMS..satu senpun tak disentuhnya.Apalagi dipergunakan untuk kepentingan pribadi.


Itulah janji Allah SWT yang sudah pasti,sesiapa yang berjuang menegakkan kalimahNYA akan ditanggung dan dijamin rezekinya serta keluarganya dari rezeki yang tidak disangka-sangka datangnya.

Pada artikel kali ini sebagai sedikit sharing untuk menyebarkan dakwah kalimahNYA,saya tertarik memposting sebuah kisah
Fathi Yazid Attamimi digarisan depan pada akhir Oktober 2015  lepas,yang dikisahkannya di facebooknya.Semoga beliau dan keluarganya di rahmati Allah dan selalu dalam perlindunganNya.Aamin Ya Rabb.

  Baca juga;


Edited
·Oktober 2015,MALAM TERAKHIR.

(ada beberapa kalimat penulisnya yang tidak saya ubah agar lebih seru untuk dibaca)
 Kisah Benar Dari Sukarelawan MMS Indonesia Di Garisan Depan Syria

Sore menjelang, Bersamaan dengan malaikat maut yang juga menjelang. Diantara hamburan mesiu dan peluru yang berkejaran, Sang Pencabut nyawa mendekati satu persatu manusia yang bertebaran pada sepetak tanah bernama desa Kafr Dilba.
Wajah tegang pak Said Anshar tak dapat disembunyikan. Sesekali darah menghilang dari peredarannya di urat-urat wajah mukanya.

Pucat pasi sepucat-pucatnya ketika sekali waktu saya perintahkan ia masuk parit perlindungan.

"Masuk pak ! Garis depan jebol ! Musuh tinggal 700 meter dibalik bukit !"

Terbirit-birit kami berenam berloncatan masuk Khandak atau parit pertahanan. Sesampai di dalam, Kami berdua berpandangan, Memberi pesan terakhir pada salah satu dari kami, Dua orang Indonesia yang iseng sok jagoan coba-coba masuk garis depan pertempuran !
Yang dinamakan Khandak itu sebetulnya cuma parit selebar 1 meter dengan kedalaman 1.5- 2 meter, Dan panjang sesuai keperluan.


Pada Perang Dunia II, Kedua kubu Aliansi serta Jerman membangun parit sampai berpuluh kilometer panjangnya, Kadang melintasi batas-batas negara, Naik gunung turun gunung, Menghadap pantai membelakangi kota, Atau bahkan di dalam kota-kota itu sendiri. Fungsinya untuk lalulintas personel, Atau garis pertahanan menghadapi serbuan lawan.


Dari dalam parit itu kita bisa leluasa menembaki kaki atau badan lawan. Sedangkan lawan sendiri kesulitan mengincar kita kerana hanya kepala atau bahkan separuh kepala kita yang muncul ke permukaan. Teknik itu tetap dipakai hingga berpuluh tahun lamanya, Bahkan hingga perang di era modern sekarang ini, Termasuk di Syria.

Sedangkan pada kasus kami, Panjang khandak tak sampai 20 meter. Hanya cukup sekira 15 - 25 orang berhimpitan di dalamnya ! Dan malam itu, Khandak kami adalah garis terakhir yang seizin Allah melindungi warga Jabal Akrad. Kalau sampai khandak kami dikuasai lawan, Berarti 2 propinsi pesisir Latakia dan Hama,Terancam kembali dikuasai Nushairiah!


Sialnya, Seluruh mujahidin lupa diri,semua memilih maju ke garisan depan, Meninggalkan 2 orang team medis pesek buntet ini, Ditambah 1 orang bagian dapur, 1 orang bagian mortir yang tengah terluka, Serta 2 mujahidin lainnya yang sedang beristirahat ! Kami berenam malam itu dipaksa mempertahankan titik paling penting di seantero Jabal Akrad!

Dari kami berenam, Hanya satu orang mujahidin yang berpengalaman. Sisanya anak bawang (tiada pengalaman perang-red). Maka sang veteran lah yang tanpa diperintah langsung kami angkat pimpinan kumpulan.


Dan MasyaAllah, Namanya juga veteran, Kesabaran beliau malam itu AlhamdulIllah sangat membantu menenangkan kami berdua.



Tak menunggu lama beliau segera membuka komunikasi dengan Abu Muhammad Bilal Mahhu, Komandan muda Jabal Akrad yang berada di sayap sebelah kiri pasukan gabungan mujahidin, Memberi tahu kondisi situasi serta meminta arahan. Maka turun perintah radio dari Bilal Mahhu yang jelas dan singkat saja : "Pertahankan markas sampai kalian semua syahid !"



Mendengar perintah demikian, Saya tatap,pandang dalam-dalam wajah pak Said Anshar. Sungguh tak tega saya mengabari beliau kondisi sebenarnya. Saya bukan takut mati, Tapi saya takut pak Said Anshar mati. Saya tau, Di medan perang, Kehilangan nyawa sendiri lebih ringan daripada kehilangan nyawa rakan seperjuangan !



Tapi kerana bisa jadi malam itu adalah malam terakhir kami hidup, Saya harus beritahu semuanya pada pak Said Anshar ! Kalau mati, Kami akan mati dengan berani serta mengetahui segalanya!



Saya peluk erat-erat pak Said Anshar, Saya bisikkan di telinganya perlahan dan jelas :

"Tinggal kita berenam disini bersama Allah. Perintah komandan tertinggi, Kita harus pertahankan parit ini sampai mati. Kalau salah satu dari kita hidup, Tolong jalankan prosedur penyampaian khabar pada keluarga di Indonesia,
"Ana uhibbuka fIllah pak,Ana bangga pernah berjuang bersama antum"


Beliau menangis. Dari matanya bulir bening mengalir. Pilihan kami untuk bekerja sebagai jurnalis sekaligus team medis di front pertempuran rupanya akan membawa kami pada akhir kehidupan. Mati jauh dari anak istri, Dan mungkin akan dimakamkan pada tanah yang tak dikenal, Sebagai pejuang tak dikenal, Dengan nisan tanpa nama.



Saya palingkan wajah. Biar konyol dan tukang iseng, Ketika itu saya bertindak sebagai pimpinan beliau. Menampakkan kelemahan pada partner kerja bukan hal yang bagus.

Ketabahan kita diuji justru pada saat situasi genting. Jadi saya langsung kabur ke arah mujahidin di parit paling pojok.

Malu-malu saya tanya :"Kalau nanti kamu syahid, Saya pinjam bedilnya ya ?
Saya tak punya senjata"Dikasih pertanyaan aneh gitu dia ngakak keheranan



"Nanti beneran ga punya bedil ?! Di ambulan ga ada ?! Terus gimana nanti mau tempur ?!"

Saya nyengir aja, Memahami keheranan sang mujahid. Mau menjelaskan panjang lebar juga percuma. Pokoknya kalau salah satu dari mujahid itu gugur, Baru saya punya bedil !


Sementara waktu berjalan, Suara baku tembak makin mendekat. Bahkan peluru-peluru berat yang nyasar dengan kaliber 23mm ratusan kali menghantam bibir parit dan bangunan markas ! Saya tak bisa lagi mengeluarkan kamera dari parit. Sayang, Kamera mahal satu-satunya punya MMS itu bisa jebol kena peluru ! Tembok tebal aja tembus dihajarnya, Apalagi cuma kamera dari plastik dan kaca ?!



Clash brutal terus berlangsung selama 3 jam. Dan selama itu pula kami terus berada di dalam parit. Sesekali mujahidin menghamburkan peluru demi memukul Nushairiah, Lalu sudahnya 5-10 menit tak ada peluru yang menghampiri lokasi kami, Pertanda lawan sedang kocar-kacir dipukul mundur. Tapi menit selanjutnya kembali peluru-peluru serampangan disertai hujan roket menghantam lokasi kami ! Kali ini jelas giliran mujahidin yang balik dihantam Nushairiah !



Ngerinya perang jarak dekat sore itu masih ditimpali bunyi radio yang bersahutan tanpa jeda ! Berkali-kali terdengar koordinasi dan komunikasi antar mujahidin demi menghadang laju besar-besaran Nushairiah di Jabal Akrad. 'Sayap kanan minta bantuan, Sayap kiri mundur teratur', Pusat komando dapat bantuan peluru dari bawah', Atau grup-grup mujahidin yang meminta evakuasi korban. Berbagai macam komunikasi mujahidin di Syria dihubungkan melalui radio HT dan Whatsapp. Tapi radio HT yang paling bikin ketar-ketir sebab sifatnya langsung dan tanpa batas : Satu radio yang bunyi, Satu kampung yang dengar !



Tetiba matahari tenggelam dan maghrib datang, Bersamaan dengan datangnya pertolongan Allah pada kami : Komandan Bilal Mahhu membawa 40 an mujahid menghantam laju Nushairiah ke arah kami dari kiri !



Rupanya tiga jam pasca diberi khabar kondisi dan situasi kami, Beliau segera merancang aksi untuk melepaskan diri dari jeratan lawan, Lalu membawa sebagian anggotanya untuk menghajar lawan ke arah kanan !



Strategi itu AlhamdulIllah berhasil ! Nushairiah yang ketika itu hanya menghadapi perlawanan dari sebelah kiri, Tetiba dikejutkan oleh serbuan mujahidin dibawah komando Bilal Mahhu dari sebelah kanan ! Dijepit sedemikian rupa, Maghrib itu sekira 30 an Nushairiah maut ditembus peluru para ksatria Jabal Akrad !



Sisa pasukan Nushairiah yang lainnya mendadak down mentalnya, Lalu kabur pontang-panting ketika tinggal 500 meter lagi dari bibir parit kami !



Ketika saya kabarkan kondisi pada pak Said Anshar, Tangis beliau tumpah ruah tak terbendung. Bukan tangisan cengeng, Tapi tangis kegembiraan lolos dari maut untuk yang ke sekian kalinya !



Tapi betapapun, Dari sekian kali dihadang kematian, Malam itu adalah yang paling dekat. Bahkan saya merasa malam itu mungkin malam terakhir kami di Syria,Allahu Akbar !!!

Sampai saat artikel ini saya re-write lagi saudara
Fathi Yazid Attamimi, Pak Said Anshar. kabarnya masih hidup,sehat wal'afiat dan akan menulis berita-beita yang suspen dari medan garisan depan Syria.InsyaAllah.


Demikian Catatan perjalanan kami di Syria. InsyaAllah kalau masih hidup saya akan terus melaporkan dan menulis catatan perjalanan selama kegiatan reportase dan kemanusiaan ini, Yang dimaksudkan untuk menumbuhkan kepedulian pembaca pada tragedi Syria, Sekaligus menggalang dana bagi kemanusiaan melalui akaun berikut.


Silakan membantu semampunya. Sedikit tapi rutin atau banyak tapi rutin InsyaAllah jadi kebaikan bagi donatur, Kerana harta kita dibersihkan dengan cara yang agung dan mulia demi menolong sesama muslim

==============================
untuk update Donasi silahkan lihat di halaman resmi misi medis suriah klik di :
https://www.facebook.com/Misi-Medis-Suriah-803766712980018/


  Akaun Donasi Syria dan Rohingya

Syria (Umum)
- MANDIRI 900 0019 330 720 (Kcp. Katamso, Yogyakarta)
- BCA 1691 967 749 (Kcu. Ahmad Dahlan, Yogyakarta)
- BRI 0029 0110 999 7500 (Kcu. Cik Ditiro, Yogyakarta)
- BNI 0317 563 523 (Kcp. Parang Tritis, Yogyakarta)
Semua atas nama IKRIMAH
- Konfirmasi : Ikrimah Yazed Attamimi 081809406405



Syria (Khusus pesantren)

@ 100 dolar permeter persegi
- BCA 0201251621 (KCP Teluk Betung Lampung)
- MANDIRI 114 000 511 3413 (KC Bandar Lampung)
- BRI 5590-01-010972-53-8 (unit Bandar Agung Lampung)
Semua atas nama DIMAS ADITYO
- Konfirmasi : Akhi Dimas Adityo Al Maetrowy 085758894656 (WA) atau 081367342714 (SMS - Telp)



Rohingya

BRI : 0178 0100 6069 504 a.n Said Anshar

JazakumUllah khairal jaza
Allah Yubaarik fiikum wa fii maalikum.

No comments